Ditekan Menangis, 10 Bulan Siap ke Olimpiade

Ditekan Menangis, 10 Bulan Siap ke Olimpiade
BELAJAR - Prof Yohanes Surya, Direktur Surya Institute, didampingi Director for Transformational Development World Vision, Grace AD Hukom, mengajarkan metode khusus kepada siswa asal Papua, Merlin Kogoya (baju merah) dan Christian Murib. Foto: Titik Aadriyani//Jawa Pos.
Tidak ada seleksi. Sebisa mungkin mereka yang terpilih justru yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Mereka digembleng di pusat pelatihan matematika dan fisika tersebut. Para pengajarnya adalah ahli matematika, geometik dan fisika.

Sepuluh bulan telah berlalu. Merlin dan kawan-kawan kini semakin jago berhitung. Termasuk memecahkan soal-soal tersulit sekelas olimpiade. Tak urung, lantaran hasil belajar yang ditunjukkan mereka dinilai memuaskan, Yohanes berencana mengikutsertakan beberapa di antaranya ke olimpiade.

Sejatinya, kata Yohanes, awalnya Surya Institute tidak bermaksud menyiapkan anak-anak itu ke olimpiade. Namun, seiring berjalannya waktu, terlihat ada beberapa siswa yang memiliki potensi khusus di bidang matematika dan fisika. Di antaranya adalah Merlin dan Christian.

Yohanes pun akhirnya ingin mempersiapkan mereka secara khusus untuk bertarung menuju Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang tiap tahun dihelat pemerintah. "Kalau berhasil di OSN, dengan sendirinya mereka akan melenggang menuju olimpiade internasional," terang pria kelahiran 6 November 1963 tersebut.

Tak ada anak Indonesia yang bodoh. Itulah yang diyakini pendiri Surya Institute, Prof Yohanes Surya PhD. Berbekal keyakinan tersebut, dia merekrut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News