Ditekan Menangis, 10 Bulan Siap ke Olimpiade
Jumat, 15 Januari 2010 – 01:46 WIB
Setelah itu, siswa Papua lainnya akan dijaring. Diharapkan, ada 5.000 anak Papua yang nanti pintar matematika. Itulah konsep yang dia gagas. Akhir bulan ini, para guru dan siswa tersebut mulai digembleng di lembaganya.
Yohanes mengungkapkan, selama ini juara olimpiade selalu berkiblat pada Tiongkok. Dia ingin mengubah persepsi tersebut. Karena itu, Yohanes bermimpi ingin melahirkan 3.000 doktor pada 2030.
Mereka harus menguasai sains dan teknologi. Calon doktor itu akan disekolahkan ke luar negeri. Untuk mewujudkan impian itu, pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan menggandeng BUMN-BUMN yang ada. Termasuk, dengan merangkul pemerintah provinsi.
Dia memaparkan, jika tiap kabupaten/kota bisa berkomitmen mengirim lima siswa untuk belajar ke luar negeri, akan ada 2.000 anak yang bisa menikmati belajar di negara di seluruh dunia. "Lima anak kali 400 kabupaten/kota di Indonesia, akan menghasilkan 2.000 anak," jelas kepala pusat penelitian nanoteknologi dan bioteknologi di The Mochtar Riady Center for Nanotechnology and Bioengineering di Karawaci, Tangerang, tersebut.
Tak ada anak Indonesia yang bodoh. Itulah yang diyakini pendiri Surya Institute, Prof Yohanes Surya PhD. Berbekal keyakinan tersebut, dia merekrut
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408