Ditjen Hortikultura Bersama IPB Bogor Ukur Kemampuan Durian Menyerap Stok Karbon

"Biasanya saya panen dua kali dalam setahun, yaitu Maret dan kisaran Juni – Juli. Kami sangat senang dengan adanya petugas dari Jakarta untuk melakukan pengukuran di lokasi kami. Ternyata durian yang kami tanam disamping bernilai ekonomi juga berperan menjaga lingkungan,” ujar Thomas.
I Putu Santika Yasa, dosen IPB yang membersamai pengukuran stok karbon durian mengatakan bahwa metode pengukuran yang dilakukan adalah pengambilan sampel non destruktif atau tanpa melukai tanaman.
Pengukuran stok karbon dilakukan untuk mengetahui potensi penyerapan karbon di suatu wilayah.
Putu menyampaikan komoditas durian diketahui sebagai komoditas unggulan sebagai upaya mitigasi dampak perubahan iklim untuk mengurangi emisi karbon.
"Oleh karena itu, kami perlu mengetahui perhitungan stok karbon pada suatu komoditas,” jelas Putu.
Putu menambahkan karbon disimpan tanaman dalam berbagai lokasi yang disebut dengan carbon pool, meliputi tegakan atas permukaan, bawah permukaan, serasah, tanaman bawah dan tanah.
Penghitunga total karbon yang mampu disimpan tanaman dilakukan pada ke lima lokasi tersebut.
Sementara itu, pendekatan yang digunakan tidak melukai tanaman.
Lewat kegiatan ini, Ditjen Hortikultura dan IPB Bogor memastikan kemampuan durian dalam menyerap stok karbon
- Hortikultura Jadi Tantangan dan Peluang buat Penyuluh Pertanian
- Datangi Pramono, Amnesty International Desak Soal Perubahan Iklim hingga Penanganan Banjir
- Investasi Cerdas Panel Surya Bisa Jadi Penyelamat Bumi, Berikut Faktanya
- Indonesia Re Bahas Strategi Asuransi dalam Mitigasi Perubahan Iklim
- Apes, Belasan Pengunjung Festival di Magetan Jadi Korban Copet
- Strategi AA Kadu Menguasai Bisnis Bibit Durian Berkualitas