Ditjen PPKL KLHK Ikut Berkontribusi Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19
Kegiatan yang dialakukan oleh Yayasan Kumalah berupa pengelolaan sampah, sehingga bisa bernilai jual melalui Bank Sampah yang melibatkan masyarakat menengah ke bawah seperti tuna wisma, anak jalanan, dan pemulung dan merupakan kategori Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Warga binaan Yayasan Kumala dijadikan sebagai agen lingkungan dalam penerapan 5R tersebut. Beberapa orang mungkin melihat anak-anak jalanan sebagai orang yang tidak terdidik, kriminal, dan harus dijauhi. Abah Dindin memiliki cara pandang yang berbeda, ia sangat peduli dengan masa depan anak-anak jalanan di sekitar tempatnya agar lebih berdaya.
“Saya berkeinginan untuk ikut membantu anak-anak jalanan agar bisa hidup seperti warga lainnya. Di Yayasan Kumala dilakukan pembinaan supaya tidak kembali lagi ke jalanan. Anak binaan juga mendapat pelatihan membuat kertas daur ulang ataupun kerajinan tangan bernilai ekonomis. Dengan demikian, kendati tidak mengamen, mereka tetap bisa mendapatkan penghasilan,” ucap Abah Dindin.
Yayasan Kumala saat ini telah membina 300 anak jalanan untuk bergabung dan dilatih keterampilan wirausaha. Anak-anak jalanan tersebut dibekali kemampuan agar bisa mengolah sampah anorganik seperti kertas untuk dijadikan berbagai barang seperti goodie bag dan souvenir yang dapat memberikan nilai tambah, sedangkan sampah organik diolah untuk dijadikan pupuk kompos.
Menurut Abah Dindin, kegiatan pembinaan tersebut bermanfaat untuk mengajarkan kemandirian kepada para anak jalanan. Hasil dari pengelolaan sampah tersebut menjadi tabungan yang dikumpulkan di Bank Sampah untuk digunakan pada kegiatan sosial yang telah disusun bersama seperti pengobatan gratis, pembagian sembako, bantuan pendidikan dan perlengkapan sekolah.
Kondisi pandemi COVID-19 saat ini sangat berdampak pada aktifitas kalangan PMKS. Pada biasanya mereka beraktifitas di jalanan, mencari nafkah di jalanan.
Mereka melakukan kegiatan mencari barang bekas dan ditabung ke Bank Sampah Kumala, namun saat ini mereka terhambat karena tidak boleh berkeliaran. Sementara disisi lain, mereka memiliki kebutuhan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari untuk makan dan lain-lain.
“Menjadi dilema buat kami, karena di satu sisi kami mengarakan mereka untuk tidak berkeliaran karena khawatir akan penyebaran virus, tetapi disisi lain mereka butuh mencari uang untuk mencari makan. Dengan pendekatan dan pendampingan dari Yayasan Kumala, kita terus mengarahkan mereka bila memang harus turun ke jalan, mereka harus melindungi diri (safety). Minimal memakai masker, dan setelah mengumpulkan sampah harus cuci tangan pakai sabun,” jelas Abah Dindin.
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) KLHK tidak ketinggalan turut berkontribusi dalam meringankan beban masyarakat terdampak covid-19.
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
- Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya
- Mendukung NDC, Menteri LHK Siti Nurbaya Beri Penghargaan PT ITCI Kartika Utama
- Hashim: Penghargaan dari KLHK Sebagai Dorongan Untuk Terus Membuktikan Komitmen Iklim