Ditodong Pistol, Jaga Jarak Supaya Tak Direkrut

Ditodong Pistol, Jaga Jarak Supaya Tak Direkrut
Richard Susilo saat ditemui di stasiun Ayase, pinggiran Tokyo, akhir pekan lalu (2/2). Foto: HENNY GALLA/JAWA POS
Contohnya, beberapa kali Richard bersentuhan secara langsung dengan Yakuza. Tanda-tandanya sangat mudah dideteksi: Yakuza memiliki tato khas di tangannya. Kala itu, Richard menceritakan dia pernah pergi makan di sebuah restoran. Dia pun mengantre. Namun, dari belakangnya ada seseorang yang bertingkah kasar. "Saya lihat di tangannya ada tatonya. Jadi dia Yakuza," terangnya.

Tak hanya itu, Richard menerangkan pada suatu waktu, dia tengah berangkat liputan dengan dua orang temannya yang merupakan wartawan dari media asing. Berangkat menuju Yokohama, mereka bertiga naik taksi. Di tengah jalan, ada sebuah kendaraan yang akhirnya didahului taksi yang membawa Richard beserta dua temannya.

Tiba-tiba, mobil yang didahului tersebut mengikuti dan menggiring taksi secara kasar, hingga taksi terpaksa berhenti. "Bagaimana tidak takut. Kendaraan itu memberhentikan taksi kami, dan seorang penumpangnya menodongkan pistol ke arah supir taksi," jelasnya dengan nada tegang. Situasi itu, diakui Richard, adalah hal yang paling mendebarkan seluruh hidup, sepanjang pengalamannya menginvestigasi Yakuza.

Lantaran itu, Richard yang beristri warga Jepang itu mengatakan, dirinya sangat berhati-hati dalam melaksanakan ambisinya menguak dunia hitam Yakuza. "Jika tidak hati-hati, bisa jadi saya malahan direkrut," terangnya.

LEBIH dari dua dasawarsa, Richard Susilo tinggal di Jepang. Di sela profesinya sebagai jurnalis dan penulis, Richard melakukan investigasi kejahatan

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News