Ditolak Eropa, Pengungsi Afghanistan Terancam Bernasib Nahas di Tangan Taliban
jpnn.com, KABUL - Taliban bersedia menerima kembali imigran Afghanistan yang ditolak permohonan suakanya oleh negara Eropa. Meski begitu, bukan berarti warga Afghanistan yang melarikan diri saat Taliban merebut Kabul itu bakal disambut dengan tangan terbuka.
Pemerintah Austria yang dikuasai partai konservatif telah mengambil tindakan tegas terhadap pencari suaka dan imigran Afghanistan di Uni Eropa.
Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer awalnya mengatakan Austria harus terus mendeportasi pencari suaka yang ditolak agar kembali ke Afghanistan selama mungkin.
Nehammer sejak itu mengakui hal itu tidak dimungkinkan lagi karena pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.
Dia menginginkan "pusat deportasi" didirikan di negara-negara tetangga yang akan menampung mereka.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada surat kabar Kronen Zeitung bahwa pemerintahnya bersedia menerima orang-orang Afghanistan yang dideportasi.
"Ya. Mereka akan dibawa ke pengadilan. Pengadilan kemudian harus memutuskan bagaimana kelanjutan nasib mereka," kata Zabihullah saat ditanya apakah akan menerima pencari suaka Afghanistan di Jerman atau Austria yang klaim suakanya telah ditolak atau yang telah melakukan kejahatan di negara-negara Eropa tersebut.
Dia tidak menjelaskan mengapa mereka harus dibawa ke pengadilan atau persidangan apa yang mungkin mereka hadapi di sana.
Taliban bersedia menerima kembali imigran Afghanistan yang ditolak permohonan suakanya oleh negara Eropa
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Jumlahnya 93 Orang
- Eropa Mulai Melarang Smartphone di Sekolah, Ini Alasannya
- Kosovo Kembali Memanas, Dunia Perlu Waspada
- Menhub Budi: Kereta Cepat Whoosh jadi Buah Bibir di ASEAN bahkan Eropa
- Uni Eropa Bekukan Proses Integrasi Georgia