Ditoto Dito

Dahlan Iskan

Ditoto Dito
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Di Kediri memang terpasang banyak sekali baliho. Bunyinya: Kediri Ditoto. Maksudnya: Ditoto oleh Dito. Dito maju lagi.

Dito adalah panggilan Hanindhito Himawan Pramono. Dia masih sangat muda. Waktu pertama terpilih dulu usianya baru 29 tahun.

Memang Panji Corpu-lah yang mengundang saya, tetapi apa salahnya mampir bandara.

Tak terbayangkan Kediri punya bandara. Besar pula. Jaraknya hanya dua jam dari bandara Juanda. Dua jam pula dari bandara Solo.

Itu karena Kediri punya pabrik rokok besar Gudang Garam. GG-lah yang membangun bandara itu. Dengan investasi sebesar Rp 13 triliun.

Saya tidak tahu bagaimana cara menghitung pengembalian investasi sebesar itu.

Anda pun tahu: bandara sulit mendatangkan keuntungan. Terutama untuk jangka pendek. Apalagi, di sebuah kabupaten.

Pasti ada tujuan non komersial yang mulia: membangun daerah. Yakni di mana GG dilahirkan dan dibesarkan.

Di antara bandara baru, inilah yang paling hebat: Bandara Dhoho, Kediri. Saya ke bandara itu kemarin. Tidak untuk terbang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News