Dituding Lakukan Genosida terhadap Muslim Uighur, Respons Tiongkok Sangat Menohok, Telak!
jpnn.com, BEIJING - Pemerintah Tiongkok menyebut isu genosida terhadap muslim Uighur di Xinjiang sebagai tudingan konyol tanpa bukti.
Pasalnya, fakta di lapangan justru menunjukkan bahwa populasi etnis Uighur terus melonjak.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengatakan, populasi etnis Uighur meningkat dari 10,17 juta pada 2010 menjadi 12,72 juta di 2018.
"Ada kenaikan 2,55 juta atau 25 persen dalam waktu 8 tahun," ujar dia dalam konferensi pers di Beijing, Senin (16/11).
Hal itu disampaikannya menanggapi pernyataan Dubes Kanada untuk PBB Bob Rae yang menyebut tindakan Tiongkok di Xinjiang sesuai dengan definisi genosida.
Untuk diketahui, PBB mendefinisikan genosida sebagai perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian suatu kelompok bangsa, ras, etnis, atau agama.
Zhao mengatakan, tingkat pertumbuhan populasi Uighur sekitar dua kali lipat dari seluruh populasi Xinjiang yang berada di angka 14 persen.
Populasi Uighur juga tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan etnis Han yang merupakan kelompok mayoritas di Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok kembali dituding melakukan genosida alias pembantaian sistematis terhadap muslim Uighur, benarkah?
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang
- Bertemu Zhao Leji, Prabowo Tegaskan Komitmen Pererat Hubungan Indonesia-Tiongkok