Dituduh Selingkuhi Istri Wali Kota, PNS Dianiaya hingga Babak Belur
Korban Akui Pemukulan Terjadi di Rumah Dinas
Senin, 02 Mei 2011 – 08:08 WIB
Penganiayaan pertama terjadi ketika Masfar mengantar pulang YSR ke rumah dinas wali kota. Menurut pengakuan Masfar, bukan hanya YSR yang dia antarkan hari itu. "Saya tiba di rumah dinas sore karena macet," katanya dalam sebuah wawancara yang direkam melalui video yang diperoleh Sumut Pos (JPNN Group). Dalam rekaman video berdurasi 9 menit 37 detik itu Masfar masih terbaring di tempat tidur. Dia bercerita dengan kalimat yang terbata-bata.
Setelah tiba di rumah dinas wali kota, Masfar berniat balik. Tapi, ketika Masfar akan keluar dari rumah dinas itu, RH menyuruh satpam menutup pintu gerbang. "Satpam kemudian memanggil saya. Katanya saya dipanggil Rahudman," ceritanya. "Karena merasa tidak bersalah, saya datangi saja. Ketika saya datang, dia berdiri dari tempat duduknya di luar rumah. Dia lalu mendatangi saya. Nah, begitu dia di depan saya, langsung dipukulnya muka saya dua kali," lanjut Masfar dalam rekaman itu.
Ketika itu Masfar sempat berusaha melarikan diri. Namun, petugas jaga rumah dinas wali kota menghadangnya dan kembali RH menganiaya korban hingga babak belur. Dalam kondisi tak berdaya itu, masih menurut Masfar, keluarlah YSR. Perempuan 52 tahun itu lantas menarik RH, suaminya, agar masuk ke rumah. "Saya disuruh pulang oleh ajudan," imbuhnya.
Nasib apes Masfar berlanjut esok harinya (26/4). Saat itu dia akan berangkat kerja. Ketika melintas di Jalan H Adam Malik, dekat Hotel ASEAN, Medan, Masfar diserempet dua orang tak dikenal. "Mereka naik motor dengan memakai helm," ceritanya. Tiba-tiba wajah Masfar disemprot cairan yang membuatnya merasa perih. Bukan hanya itu. Akibat semprotan tersebut, kulit wajah Masfar melepuh. "Seperti air keras," katanya.
Warga Kota Medan, Sumatera Utara, dalam beberapa hari ini dihebohkan oleh berita penganiayaan yang dialami Masfar, 45, PNS (pegawai negeri sipil)
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara