Ditutup dengan Bir Istri Semobil

Ditutup dengan Bir Istri Semobil
Dahlan Iskan.

Saat Richard masuk gua, istrinya tinggal di penginapan tidak jauh dari gua. Dia sangat optimistis suaminya akan membawa hasil. Belum pernah suaminya gagal. Di medan yang berat sekali pun.

Optimisme itu jadi kenyataan. Richard keluar gua membawa berita gembira: menemukan mereka dalam keadaan hidup. Dengan gambaran lokasi yang menyayat hati: berada di satu gundukan yang dikelilingi air. Gelap gulita. Tanpa makanan.

Tapi mereka masih cukup sehat. Saat ditemukan ada yang lagi tidur. Ada juga yang gemetaran. Lapar dan dingin.

Mereka diminta Richard untuk menulis kata-kata pendek untuk orang tua masing-masing.

Asisten pelatih, Ekkapol Chantawong, minta maaf kepada orang tua anak asuhnya. Sambil berjanji akan terus mendampingi mereka.

Penemuan Richard itu membalik keadaan nasional. Kemarahan rakyat mereda. Optimisme meluas. Publik mem-pahlawankan Richard. Seraya bersyukur anak-anak itu selamat. Hebat sekali mereka: mampu bertahan sembilan hari di dalam gua.

Kemarahan pada Ekkapol juga hilang. Bahkan berubah jadi mempahlawankannya. Terutama setelah tahu Ekkapol-lah yang bikin anak-anak itu survive.

Lebih-lebih Ekkapol jualah yang memikirkan ini: anak-anak tidak boleh minum air banjir. Sehaus apa pun. Air itu berlumpur. Tidak bersih. Mengandung kuman.

Sudah lebih seminggu para remaja itu terjebak di dalamnya. Dengan segala khayalan jelek yang menimpa mereka. Seminggu tidak makan.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News