Diusulkan, Harga Kantong Plastik Berbayar Rp 1.000
jpnn.com - JAKARTA – Dari survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terungkap, mayoritas warga yang berbelanja lebih memilih membayar Rp 200 untuk tiap kantong plastik yang digunakan.
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, fakta ini membuktikan bila kebijakan ini masih belum efektif untuk mengurangi konsumsi kantong plastik.
Harga yang terlampau murah menjadi alasan utama masyarakat masih enggan beranjak dari penggunaan kantong plastik saat berbelanja. Karena itu, pemerintah harus segera mengevaluasi kebijakan ini.
”Tentunya pemerintah harus segera melakukan evaluasi. Kebijakan ini memang sudah positif, tapi harus ada perbaikan. Harga kantong plastik bisa dinaikkan hingga Rp 1.000 per kantong,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, perbaikan juga harus disertai dengan transparasi dana yang dikeluarkan konsumen untuk kantong plastik berbayar.
Dia menyarankan, uang yang diperoleh tidak masuk di kantong Pemerintah daerah.
”Bisa langsung digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan,” paparnya.
Tak cukup itu saja, YLKI turut mendorong agar setiap retail untuk melakukan tanggung jawab pengelolaan sampah (extebded producer responbility). Mereka wajib menarik kembali sampah kantong plastik yang berasal dari gerainya untuk kemudian dikelolah dengan baik.
Kurang efektifnya kebijakan kantong plastik berbayar ini pun disadari pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Oleh karenanya, muncul wacana untuk menerapkan cukai pada pembungkus berbahan plastik.
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living