Diusulkan Jangan Cari Capres yang 4 L
jpnn.com - JAKARTA--Saat ini, partai politik disarankan mengubah tradisi dalam memilih calon presiden untuk mengikuti Pemilu. Menurut Peneliti dari Founding Fathers Hous Pollster/Media Monitoring, Dian Permata sejak era reformasi, pilpres sudah diwarnai dengan kemunculan para Ketua Umum Parpol dan Ketua Dewan Syuro. Ini pun terlihat jelang Pemilu 2014.
Bahkan, kata Dian, mayoritas capres adalah Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina mulai meramaikan bursa capres. Hal ini, kata dia, mengakibatkan tidak ada regenerasi tokoh muda berpotensi capres dari internal parpol.
"Akibatnya, ada kesan di masyarakat bahwa capres 2014 adalah tokoh 4 L (Lu Lagi Lu Lagi). Jangan terus seperti ini. Nama yang sama terus padahal ada yang lain juga yang bisa jadi alternatif," kata Dian dalam diskusi 'Realitas Capres 4 L (Tua): Fenomena Pemimpin dan Capres Alternatif (Muda)' bersama Political Weather Station (PWS) di Jakarta Selatan, Minggu, (27/10).
Merujuk dari survei PWS pada 1070 responden seluruh Indonesia, kata Dian ada beberapa nama tokoh yang sudah sering diusung sebagai capres dan saat ini kembali didorong dalam Pilpres 2014. Beberapa tokoh dengan usia yang tak muda lagi itu di antaranya Prabowo Subianto dengan dukungan tertinggi 16,7 persen, Megawati Soekarnoputri dengan presentasi sebesar 12,5 persen, Aburizal Bakrie sebesar 10,9 persen, Jusuf Kalla 9,4 persen, Surya Paloh 7,6 persen, Rhoma Irama 6,4 persen dan Wiranto 6,1 persen. Disusul Mahfud MD dengan dukungan hanya 5,7 persen, Hatta Rajasa 4,2 persen, Yusril Ihza 2,1 persen, dan Suryadharma Ali dengan dukungan terendah 0,6 persen.
Menurutnya, Parpol perlu melakukan pembaharuan calon pemimpin nasional sehingga masyarakat tidak dibuat bosan dengan melihat tokoh yang sama dalam Pemilu. Selain itu, parpol diminta memperbanyak stok pemimpin nasional yang lebih segar dan muda sehingga tingkat apatis masyarakat terhadap pilpres 2014 bisa dikurangi.
"Cari kader muda terbaik di internal parppol sehingga Pemilu tidak melulu dihiasi wajah-wajah lama," tandas Dian. (flo/jpnn)
JAKARTA--Saat ini, partai politik disarankan mengubah tradisi dalam memilih calon presiden untuk mengikuti Pemilu. Menurut Peneliti dari Founding
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kolaborasi PLN UIP KLT dan BPN Telah Terbitkan 239 Sertifikat Aset
- Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang Tewaskan 4 Orang, Salah Satunya Sopir
- Ribuan Honorer K2 & Non-ASN TMS Gagal Daftar PPPK 2024 Tahap 2, Astaga!
- Suparta Divonis 8 Tahun Penjara dan Ganti Rugi Rp 4,5 Triliun, Pengacara Bilang Begini
- Kemenperin Resmikan Ekosistem Solusi Teknologi SFI untuk Akselerasi Industri 4.0
- Mendes Yandri: Dana Desa Boleh Dipakai untuk Kondisi Darurat