Diversifikasi Ekspor Jadi Keharusan

Antisipasi Perlambatan Ekonomi AS dan Global

Diversifikasi Ekspor Jadi Keharusan
Diversifikasi Ekspor Jadi Keharusan
JAKARTA - Perlambatan ekonomi yang melanda AS perlu diantisipasi Indonesia dengan meragamkan orientasi negara tujuan ekspor. Eksporter harus mulai beralih dari pasar ekspor tradisional ke negara-negara lain yang potensinya belum tergarap.

''Diversifikasi negara tujuan dan produk ekspor menjadi keharusan, terutama di tengah melemahnya permintaan atas produk ekspor tradisional kita dari negara-negara importer selama ini,'' tutur ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fadhil Hasan, Senin (29/9).

Selain itu, kata dia, perlu pula orientasi ekspor atas produk yang bernilai tambah tinggi. Lantas, harus mulai dikembangkan sektor berbasis industri kreatif. ''Itu semua yang harus dikembangkan,'' ujar Fadhil.

Hingga Juli lalu, AS masih menjadi tujuan utama ekspor dengan nilai USD 7,433 miliar. Negara tujuan utama lain adalah Jepang (USD 7,915 miliar) dan Singapura (USD 6,234 miliar). Pangsa ekspor ke Uni Eropa juga cukup besar, yakni USD 8,996 miliar.

JAKARTA - Perlambatan ekonomi yang melanda AS perlu diantisipasi Indonesia dengan meragamkan orientasi negara tujuan ekspor. Eksporter harus mulai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News