Djarot Diprediksi Kalahkan Letjen Edy Rahmayadi dan Petahana
jpnn.com, JAKARTA - PDIP berencana mengusung Djarot Saiful Hidayat di Pilgub Sumut 2018 mendatang.
Pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, jika PDIP jadi memasang Djarot, mantan gubernur DKI Jakarta itu diyakini bakal mampu mengalahkan dua kandidat lain yakni Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi dan petahana Tengku Erry Nuradi.
Djarot diprediksi bisa memenangi pertarungan karena di Sumut, etnisitas masih menjadi penentu.
"Ide PDIP mengajukan Djarot itu menarik, dan masuk di akal. Pertama, walaupun Djarot bukan orang Sumut, tapi di Sumut suku paling besar itu Jawa," ucap Qodari, saat berbincang dengan JPNN.com, Jumat (29/12).
Dia mengulas sedikit faktor mengapa Gatot Pujo Nugroho berhasil memenangi Pilgub Sumut 2013 silam. Menurut Qodari, pria kelahiran Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah tersebut mampu meraup suara dari etnis Jawa.
Doktor bidang ilmu politik Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, jika Megawati Soekarnoputri akhirnya benar-benar memutuskan Djarot di Pilgub Sumut maka suara pemilih etnis Jawa bisa diambil oleh mantan bupati Blitar itu.
"Apalagi per hari ini dua nama yang sudah muncul, Edy Rahmayadi dan Tengku Erry, itu dua-duanya bukan Jawa," jelasnya.
Karena itu, Djarot merupakan pilihan fleksibel buat PDIP. Di samping dia cukup berhasil menata daerah ketika menjadi bupati di Blitar maupun gubernur di Ibu Kota. Apalagi pekerjaan rumah terbesar di Sumut adalah penataan daerah.
Qodari meyakini, jika PDIP mengusung Djarot Saiful Hidayat di Pilgub Sumut, maka akan mampu mengalahkan Letjen Edy Rahmayadi dan Erry Nuradi.
- Bobby-Surya Unggul dari Edy-Hasan dengan Selisih Sekitar 1,6 Juta Suara
- Raih 3.645.611 Suara, Bobby Nasution-Surya Unggul di Pilgub Sumut 2024
- Djarot Sebut Kecurangan Terjadi di Sumut, Melibatkan Parcok Memenangkan Menantu Jokowi
- Ini Alasan KPU Kurangi Massa Pendukung di Debat Ketiga Pilgub Sumut
- Dukung Bobby-Surya, Relasi Sumut Jadi Tambahan Kekuatan Amir-Jiji di Binjai
- Soal Peluang Edy-Hasan, Hasto Singgung Pemimpin yang Digembleng Bukan Jalur Jalan Pintas