Djarot Ungkap Praktik Desoekarnoisasi era Orba, Ziarahi Makam Bung Karno Sulit

Djarot Ungkap Praktik Desoekarnoisasi era Orba, Ziarahi Makam Bung Karno Sulit
Acara peringatan Hari Lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6). Foto: PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat mengungkapkan Orde Baru berupaya menjauhkan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno dari rakyat dan terang-terangan melaksanakan disoekarnoisasi.

Djarot berkata demikian saat menjadi pembicara dalam diskusi memperingati Hari Lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6).

Djarot awalnya bercerita semasa menjadi Wali Kota Blitar memiliki tugas dari PDI Perjuangan menjadikan wilayah di Jawa Timur itu sebagai kawasan nasionalis dan merapihkan makam Bung Karno.

Djarot menyebut Bung Karno dalam wasiat kepada keluarga sebenarnya ingin dimakamkan di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat.

Namun, kata pria berkacamata itu, rezim era Orba yang dipimpin Soeharto ketakutan mendengar informasi Bung Karno mau dimakamkan di Istana Batutulis.

Djarot mengatakan Orba khawatir keberadaan makam Bung Karno dekat dari Jakarta bisa membangkitkan semangat rakyat melawan neokolonialisme yang dibawa rezim Soeharto.

"Ketakutan akan aura Soekarno, ajaran Soekarno, pemikiran Soekarno, itu menjadi daya pendorong yang hebat untuk bisa mengalahkan neokolonialisme dan neoimperialisme yang dibawa oleh pemerintah Orde Baru pada saat itu," katanya, Kamis.

Orba, kata Djarot, memaksa Bung Karno dimakamkan jauh dari Jakarta atau kota yang jauh dari pusat kekuasaan, lalu terpilih Blitar.

Djarot Syaiful Hidayat mengungkapkan Orde Baru berupaya melaksanakan disoekarnoisasi dan menjauhkan Bung Karno dari rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News