DK PBB Sepakat, Ghouta Setop Jadi Neraka selama 30 Hari
jpnn.com, DAMASKUS - Setelah dua kali tertunda, pemungutan suara soal resolusi krisis Syria akhirnya digelar Dewan Keamanan (DK) PBB pada Sabtu (24/2).
Hasilnya, seluruh negara anggota setuju untuk mendukung gencatan senjata 30 hari. Kemarin (25/2) gencatan senjata langsung diterapkan. Tapi, pertempuran tetap berlangsung.
Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa jet-jet tempur Syria dan Rusia masih menggempur kawasan Eastern Ghouta dengan rudal serta tembakan. Namun, intensitasnya memang berkurang.
”Ini adalah malam paling tenang sejak aksi udara kali pertama diluncurkan pada Minggu lalu (18/2),” kata Rami Abdurrahman, direktur SOHR, kepada Associated Press.
Menurut Abdurrahman, Sabtu malam lalu hanya terjadi dua aksi udara. Keduanya tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, serangan pasukan Syria dan Rusia atas Eastern Ghouta selama delapan hari terakhir telah merenggut sedikitnya 500 nyawa.
Sekitar 120 korban di antaranya anak-anak. Ratusan lain terluka akibat aksi udara tanpa henti yang memorak-porandakan satu-satunya benteng pertahanan oposisi Syria tersebut.
Kemarin Anas Al Dimashqi, aktivis oposisi Eastern Ghouta, menyatakan bahwa suara ledakan masih terdengar di wilayahnya. Namun, seperti kata Abdurrahman, Anas juga membenarkan bahwa tidak ada korban jiwa baru sejak gencatan senjata berlaku pada Sabtu.
Dari sebuah klinik kesehatan di Eastern Ghouta, Sakhr Al Dimashqi, dokter bedah setempat, menyatakan menerima enam pasien baru. Semuanya terluka. Tapi, kondisi mereka tidak parah.
Seluruh negara anggota DK PBB setuju untuk mendukung gencatan senjata 30 hari. Tapi, pertempuran tetap berlangsung
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?