DKI Jaga Aliran Sampah
Rabu, 21 April 2010 – 10:58 WIB
Menurut dia, pengadaan saringan sampah tidak bisa dilakukan dalam waktu serentak dalam jumlah banyak. Mengingat anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Satu saringan sampah otomatis bisa seharga Rp 9 miliar. Seperti yang dipasang di Cawang. Meskipun demikian, masing-masing lokasi berbeda harganya lantaran mengacu lebar sungai.
Baca Juga:
Untuk lokasi yang belum terpasang saringan sampah otomatis seperti di Kali Krukut, Sunter dan Jatikramat. Sejumlah muara sungai di laut juga belum banyak yang dipasang. Padahal sangat penting untuk menghadang sampah agar tidak masuk ke laut. Begitu juga di sejumlah titik pertemuan sungai dengan BKT. Banyak sampah yang masuk ke pengendali banjir itu lantaran belum dipasang saringan sampah. ’’Memang kalau sungai dikeruk harus ada saringan sampah. Agar, pengerukan tidak sia-sia. Sampah yang akan masuk bisa dihadang,’’ ungkapnya.
Di wilayah Jakarta Pusat terdapat dua titik aliran sungai yang telah menggunakan sistem tersebut. Yakni kawasan Kwitang dan Paseban. Keberadaan penyaring sampah di aliran sungai itu berjalan dengan efektif.
Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat Agus Priyono mengatakan, keberadaan saringan sampah berdampak pada kondisi aliran sungai. Dengan diangkutnya sampah dari sungai, secara otomatis membuat aliran sungai terlihat bersih. ’’Saringan itu sangat membantu sekali. Karenanya perlu dijaga seperti sekarang ini,’’ ujar dia, kemarin.
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta mulai belajar dari kesalahan menangani problem banjir. Tahun ini, otoritas pengelola wilayah ibu kota mulai memikirkan
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS