DMI Seluruh Sumatra Berkomitmen Cegah Masjid Sebagai Sarana Politik Praktis

jpnn.com, PADANG - Ketua PW DMI Sumatera Barat Duski Samad berkomitmen untuk mempertahankan independensi masjid sebagai tempat ibadah. Terlebih, menjelang Pemilu 2024 banyak muncul kekhawatiran masjid dijadikan tempat politik praktis.
"Masjid tidak antipolitik, tetapi bukan tempat melakukan kegiatan politik praktis," kata Duski dalam kegiatan muzakarah DMI seluruh Sumatra di Truntum Padang Hotel, Minggu (26/2).
Menurutnya, masjid harus kembali kepada marwahnya, yakni sebagai tempat edukasi umat Islam dan terbuka untuk melakukan berbagai kajian akademik keagamaan bagi umat termasuk kajian bidang politik.
Berbagai kegiatan di masjid dilakukan untuk kepentingan dan kemaslahatan umat, baik urusan dunia maupun akhirat.
"Selain tempat ibadah, fungsi masjid juga sebagai sarana pembelajaran ilmu pengetahuan, media pembentukan karakter umat, termasuk dalam hal menyampaikan politik Islam," ujarnya.
Untuk mengantisipasi politik praktis terjadi di ruang mimbar, Duski beserta anggota DMI lainnya tengah mempersiapkan panduan terkait antisipasi politik praktis tersebut.
Hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan khittahnya sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT.
"Kami rumuskan satu bentuk pemikiran tentang bagaimana etika di masjid yang mengatur regulasi dan menyampaikan pernyataan yang melarang tindakan politik praktis dalam berdakwah," ujarnya.
DMI yang ada di seluruh Pulau Sumatra berkomitmen untuk mencegah masjid sebagai sarana politik praktis.
- Rayakan Ramadan, AQUA Jalin Kemitraan Bersama DMI Jateng
- BAZNAS Ajak Umat Islam Tunaikan Zakat di 10 Hari Terakhir Ramadan
- DMDI Indonesia Jadi Tuan Rumah Majelis Tilawah Al-Qur’an Antarbangsa
- AQUA dan DMI Kerahkan Truk Edukasi ke 50 Masjid di Jakarta-Jawa Barat
- 5 Keutamaan Umrah di Bulan Ramadan dan Tip Menjalaninya Agar Berjalan Lancar
- Gandeng 30 UMKM Binaan, DMI Gelar Festival Rumah Wirausaha Masjid