DMZ Korea Berubah Jadi Zona Damai
jpnn.com, SEOUL - Tidak ada lagi deru mesin pesawat di sekitar zona demiliterisasi (DMZ) Semenanjung Korea. Mulai kemarin, Kamis (1/11), Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) menerapkan larangan terbang di perbatasan wilayah mereka tersebut. Selain itu, mereka menyeterilkan DMZ dari segala bentuk latihan militer.
"Korsel dan Korut menihilkan potensi bentrok lewat kesepakatan militer ini," tegas Presiden Korsel Moon Jae-in sebagaimana dilansir Reuters.
Kesepakatan tersebut lahir dalam pertemuan Moon dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un September lalu di Pyongyang. Dua Korea sepakat menjadikan DMZ sebagai zona damai pertama mereka.
Zona larangan terbang itu membentang sejauh 40 kilometer ke arah utara dan selatan dari garis demarkasi militer (MDL) di sisi timur. MDL adalah garis permanen yang membatasi Korsel dan Korut. Wujudnya adalah tembok yang tingginya hanya sekitar sejengkal.
Zona larangan terbang tersebut juga mencakup area sejauh 20 kilometer dari MDL di sisi barat. Tapi, cakupan area seluas itu hanya berlaku untuk pesawat. Tidak berlaku untuk helikopter atau armada udara lainnya.
Berdasar aturan tersebut, drone tidak boleh terbang di area yang berjarak sekitar 15 kilometer dari MDL di sisi timur. Juga di kawasan yang berjarak sekitar 10 kilometer dari MDL di sisi barat.
Selanjutnya, larangan terbang untuk helikopter berlaku di zona dengan radius 10 kilometer ke utara dan selatan dari MDL.
Seoul dan Pyongyang menegaskan bahwa aturan itu tidak berlaku surut. Artinya, armada udara masih bisa terbang di area tersebut untuk urusan komersial dan operasi nonmiliter yang disepakati sebelumnya. Misalnya, untuk kepentingan medis, mitigasi bencana, dan agrikultural.
Tidak ada lagi deru mesin pesawat di sekitar zona demiliterisasi (DMZ) Semenanjung Korea. Mulai kemarin, Kamis (1/11) dua Korea menetapkan larangan terbang
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan
- Mantan Menhan Ini Mencoba Bunuh Diri
- Korsel Memanas, Presiden Yoon Suk Yeol Dicekal Anak Buahnya Sendiri
- Otak di Balik Darurat Militer, Eks Menhan Korsel Terancam Berurusan dengan Hukum
- Kemlu RI Pastikan WNI di Korsel Tidak Perlu Dievakuasi
- Darurat Militer Gagal, Presiden Korsel Hadapi Pembalasan Oposisi