DNA, Antara Penting vs Menarik
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Pilih yang Penting atau Menarik? Jurnalistik punya dosa keturunannya sendiri: mengalahkan yang penting, memenangkan yang menarik.
Jurnalistik di zaman hedonistik, dosa itu menjadi lebih besar: mengabaikan yang penting, mengutamakan yang menarik. Di zaman seperti itulah para peneliti, kutu buku, pekerja serius, penemu ilmu dasar tidak mendapatkan publikasi yang memadai.
Padahal yang mereka lakukan itu penting. Tapi kalah. Atau dikalahkan. Dengan peristiwa yang kategorinya hanya menarik. Padahal tidak penting.
Penting vs menarik tidak pernah menjadi topik bahasan dalam ilmu jurnalistik. Hanya persaingan kecepatan dan rating-lah yang menjadi bahasan yang lebih utama. Dalam jurnalistik saat ini.
Padahal peristiwa yang disebut ‘menarik’ itu kadang tidak penting. Bahkan peristiwanya sendiri bisa dibuat. Lalu dibuat lebih menarik. Agar dapat perhatian media.
Di situlah akarnya: pencitraan lebih menarik dari penelitian. Pencitraan bisa dibuat.
Karena ‘buatan’ maka pembuatannya pun sengaja dirancang untuk masuk kategori menarik.
Penelitian tidak bisa seperti itu. Penelitian harus apa adanya.