Doa Mathur

Oleh: Dahlan Iskan

Doa Mathur
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Mathur orang Madura yang lahir di Sambas, Kalbar. Sampai SMP masih di sana. Ikut nenek. Ibunya meninggal ketika Mathur baru berumur 4 tahun. Sang ayah berumah tangga lagi.

Tamat SMP Mathur ingin masuk pondok pesantren di Madura. Sambil sekolah di SMA Pamekasan. Lalu ia kuliah di fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Surabaya.

Di Pemilu 2024, Mathur akan maju lagi. Juga lewat PBB. Ia sudah punya akar di Madura. Tetapi itu tidak harus. Kalau tidak ada manfaatnya ia tidak akan maju lagi.

Mathur pernah dipanggil ketua fraksi gabungan. Dari PKS. "Saya diminta tidak terlalu keras. Teman fraksi lain minta tolong ketua fraksi saya agar saya tidak kenceng-kenceng," katanya.

"Apakah jalan saya sudah bengkok?" tanya Mathur ke ketua fraksinya.

"Anda masih lurus. Tadi itu hanya permintaan fraksi lain," kata Mathur menirukan jawaban ketuanya.

Mathur memang membuat komitmen dengan anggota fraksi gabungan: tidak mau jalan bengkok. "Kalau di antara kita ada yang bengkok kita saling ingatkan," tambahnya.

Selasa lalu saya undang Mathur ke rumah. Makan siang. Makannya sedikit sekali, padahal semua masakan istri saya enak sekali: buntil talas, kepala kambing, kare ayam, dan lodeh tempe.

Dalan Iskan menulis doa Mathur Husyairi menjelang Pemilu. Mathur orang Madura dari Bangkalan. Yang pernah ditembak dari jarak dekat karena anti-korupsinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News