Doa Sritex

Oleh: Dahlan Iskan

Doa Sritex
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Pengadilan pun dengan mudah memutuskan: Sritex pailit. Sritex nyata-nyata gagal bayar cicilan, apa pun penyebabnya.

Akan tetapi upaya untuk berkelit dari pailit terus diupayakan. Termasuk secara politik. Jumlah buruh Sritex yang mencapai lebih 30.000 menjadi "kartu As".

Gagal.

Maka pada 1 Ramadan kemarin resmi Sritex pailit. Pabrik ditutup. Hak-hak karyawan jelas: PHK. Lalu akan menerima pesangon sesuai dengan hukum perburuhan yang berlaku.

Semoga perusahaan masih punya uang di kasnya untuk pembayaran pesangon ini. Kalau tidak, harus menunggu Sritex laku dijual.

Hasil penjualan perusahaan ini akan diprioritaskan untuk membayar pajak-pajak dan pesangon karyawan. Selebihnya dibagi secara proporsional kepada para kreditor.

Maka setelah ini akan ada lelang. Bisa terbuka. Bisa tertutup. Terserah kurator.

Bisa dilelang parsial atau global. Terserah kurator. Bisa tanahnya dijual sendiri, pabriknya dijual sebagai besi tua, terserah kurator. Atau dijual ke pabrik tekstil lain yang ingin ekspansi. Terserah kurator.

YANG harus dibacakan doa kubur ternyata yang di Solo. Sritex resmi meninggal dunia. Kemarin. Persis bersamaan dengan hari pertama bulan Ramadan: 1 Maret 2025.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News