Dobel Alhamdulillah

Oleh Dahlan Iskan

Dobel Alhamdulillah
Dahlan Iskan di kawasan makam Maulana Rumi di Konya, Turki. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Pemandangan di bawah jembatan Bosphorus lebih menakjubkan dibanding Golden Gate San Francisco. Lebih mistis.

Membuat saya ingat sesuatu. “Tidak usah ikut pesta tahun baru,” kata hati saya.

Saya pun ingat kejadian tepat setahun lalu. Di tanggal yang sama. Saya tergeletak sakit di rumah. Hanya ditemani istri. Anak-cucu baru meninggalkan Mekah. Menuju Florida. Bertahun baru di sana.

Saya dan istri mestinya bersama mereka. Tapi ada musibah. Ketika di Madinah dada dan punggung saya sesak. Luar biasa menyiksa. Sulit bernafas.

Saya minta dilarikan ke rumah sakit. Saya mengira terkena serangan jantung.

Dokter Madinah memeriksa jantung saya. Dengan alat-alat modern. “Jantung Anda istimewa. Pulang saja. Nanti sembuh sendiri,” katanya.

Saya tidak mau pulang. Lalu disuntik morfin. Masih tetap sesak. Tapi nyerinya berkurang.

Saya putuskan: biar anak-cucu ke Mekah. Saya dan istri beli tiket baru: kembali ke Surabaya. Dengan dada masih nyeri sepanjang penerbangan.

Begitu melihat dalamnya Laut Bosphorus saya menetapkan hati: salat dulu di Blue Mosque. Lalu tidur. Tidak perlu melihat pesta tahun baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News