Dokter Andaru Hutama Memerangi Minimnya Fasilitas Kesehatan di Kepulauan Seribu
Melatih Warga hingga Cara Tuangkan Sampo
Kamis, 26 Februari 2009 – 06:30 WIB
Pernah ada empat anak yang menderita hidrosefalus. Kepala anak-anak itu membesar karena adanya penyumbatan hingga menyebabkan penumpukan cairan serebrospinal di kepala. Karena tak tahu apa yang dilakukan, orang tua hanya merawat mereka sebisanya di dalam rumah. Mereka pun meninggal tanpa perawatan.
Hal serupa juga terjadi pada anak-anak penderita retardasi mental. Karena penyakit itu, banyak di antara mereka yang tak bisa melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Mulai makan hingga mandi, anak-anak itu harus selalu bergantung kepada orang lain.
Sayang, jarang yang peduli untuk membantu mereka. Keluarga telanjur menganggap anak-anak itu tak berguna. Mereka dibiarkan tanpa perawatan. Parahnya, tak banyak fasilitas kesehatan tersedia di tempat tersebut. ''Ada sih rumah sakit, di Pulau Pramuka. Tapi, peralatannya pun tak lengkap,'' kata Saidi, salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Padahal, kata Andaru, anak-anak penderita retardasi mental tak bisa ditinggalkan begitu saja. Kendati mengalami cacat otak, mereka harus dilatih. Minimal melakukan keperluan pribadi secara mandiri.
Karena pola hidup yang salah, banyak penduduk usia dewasa dan anak-anak di Pulau Panggang, salah satu gugusan di Kepulauan Seribu, menderita penyakit.
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala