Dokter Andrias Keiluhu, Tewas Tertembak Saat Bawa Misi Sosial di Somalia
Sabtu, 31 Desember 2011 – 10:37 WIB
Ketika hari beranjak siang, suasana rumah duka di Jalan Kenari, Bintaro, Jakarta Selatan, bertambah ramai. Di tengah guyuran hujan, beberapa anggota keluarga sibuk menata kursi untuk menyambu tamu yang bertakziah. Foto almarhum Andreas dipasang untuk ’’menyambut’’ para tamu. Foto itu hasil jepretan tiga tahun lalu.
’’Beliau adalah sosok yang pandai. Sayang, saya jarang ketemu,’’ kenang Ronald Lusikooy, kakak ipar Andreas yang tinggal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ronald mengenal Andreas saat sama-sama menjadi mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Semasa kuliah, Andreas lebih dikenal dengan panggilan Kace. Ronald mengenal Kace sebagai sosok yang bersahaja dan memiliki jiwa sosial yang kuat. ’’Dia sering membantu teman-temannya membuat paper (makalah atau sejenisnya, Red),’’ ucap Ronald.
Kesan itupula yang dirasakan oleh Carla, istri Kace. Rasa sosial Kace yang tinggi mulai diapahami Carla sejak mereka pacaran. Di periode awal membangun keluarga, Kace sempat bertugas di Papua. Kebetulan, kala itu Papua diterjang badai El Nino pada 1997. Korban pun berjatuhan. Banyak kalangan meyakini mereka adalah korban dari keganasan El Nino. ’’Tetapi suami saya tidak percaya itu. Dia menduga kematian warga karena malaria gunung. Ternyata benar,’’ papar Carla.
Misi sosial yang diusung Andrias Karel Melkianus Keiluhu di ranah Afrika berakhir tragis. Dokter asal Indonesia itu tewas akibat tembakan peluru
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara