Dokter Anggap Obat Generik tak Menguntungkan
Senin, 10 Oktober 2011 – 20:18 WIB
Menurutnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memang telah menetapkan harga obat generik tapi tingkat konsumsi di masyarakat masih kecil, hanya 11% dari total obat yang beredar.
Dokter masih melihat bahwa obat-obat generik belum menguntungkan secara bisnis jika diresepkan. Celakanya, lanjut dia, di Indonesia harga obat masih membingungkan, terutama di rumah sakit, dimana harga obatnya bervariasi. Siapa yang salah? ”Seringkali yang menjadi kambing hitam adalah industri farmasi dibandingkan rumah sakitnya,” jawabnya.
Hasbullah mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir, coverage asuransi kesehatan naik dari 7% menjadi sekitar 50% dari populasi penduduk. Meski demikian, asuransi kesehatan tetap tidak bisa menjamin kemudahan akses masyarakat terhadap obat-obatan. Misalnya, seorang penderita kanker payudara.
Dijelaskan, obat-obatan memang tersedia di pasar. Hanya saja, harganya bisa mencapai Rp 7,3 juta per kapsul. Padahal, pasien minimal harus mengonsumsi obat tersebut dua kali sehari selama dua minggu.
JAKARTA --Selama ini, ketersedianya akses terhadap obat selalu diidentikkan dengan harga obat yang murah. Padahal, Guru Besar Fakultas Kesehatan
BERITA TERKAIT
- 2 Koleksi Panel Dinding Rumah Bergaya Alami Diluncurkan
- Jutaan Ton Sampah Plastik Cemari Lingkungan, Kondisi TPA Mengkhawatirkan
- Hadirkan Kesegaran Sehat, Healthy Drink Pikat Pengunjung BFA Surabaya
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Majukan Brand Lokal Indonesia Melalui Panggung Hybrid Fashion Show
- Herbalife Kampanyekan Pentingnya Asupan Protein, Dorong Hidup Sehat