Dokter Australia Ini Dibebaskan Bersyarat Setelah Bunuh Suaminya


Supplied: WA Supreme Court
Dukungan teman-teman berarti
Selama persidangan, Liyanage bersikukuh bahwa ia tak mengingat apapun selama periode lima jam tidur di saat malam pembunuhan suaminya dan saat bangun keesokan harinya.
Persidangan mengungkap, pernikahan pasangan ini selama lima tahun dikategorikan dalam "jenis terburuk" dari kekerasan seksual, fisik dan emosional yang makin meningkat.
Liyanage bersaksi, ia telah mencoba untuk meninggalkan suaminya sebanyak enam kali, tapi terjebak dalam siklus kekerasan dengan seseorang yang juga berkategori "monster".
Pesan dukungan untuk Liyanage telah mengalir di media sosial sejak ia diberikan pembebasan bersyarat.
Ia mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya, terutama teman-temannya di Geraldton.
"Itu luar biasa dan benar-benar hebat dan juga indah, mereka mendukung saya sejak hari pertama," katanya.
"Mereka adalah keluarga saya di sini di Australia dan sangat membahagiakan untuk memiliki mereka di sekitar saya," sebut Liyanage.
Seorang dokter kelahiran Sri Lanka pembunuh suaminya yang berperangai kasar di Australia Barat, untuk pertama kalinya berbicara ke publik setelah
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya