Dokter Diminta Hindari Kata Kanker Jika Risikonya Kecil
Kalangan dokter menolak desakan untuk menyingkirkan label "kanker" dari diagnosa berisiko rendah setelah peneliti Australia menyerukan pemikiran radikal tentang bagaimana pasien diberitahu tentang penyakit mereka.
Penelitian yang diterbitkan di British Journal of Medicine, menemukan kata "kanker" telah menjadi sangat terkait dengan risiko kematian yang tinggi. Orang-orang yang diberitahu mereka memiliki kanker cenderung memilih operasi yang bersikap agresif, bahkan jika kanker itu tidak mungkin menyebabkan bahaya.
Peneliti dari University of Sydney, Brooke Nickel mengatakan beberapa diagnosa kanker telah menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan.
"Selama beberapa dekade terakhir pemahaman kita tentang kanker telah berubah," kata Brooke Nickel.
"Begitu kami menemukan kanker, sungguh sulit untuk tidak melakukan apa-apa, dan itu telah tertanam dalam pesan ke publik selama beberapa dekade tentang apa itu kanker.
"Tapi kita sekarang tahu bahwa beberapa jenis kanker tidak tumbuh atau tumbuh sangat lambat sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan pada seseorang jika tidak terdeteksi atau tidak diobati."
Kandidat PHD mengatakan analisis dari kajian ini menunjukkan sudah waktunya untuk mengindahkan panggilan dari badan-badan internasional lain dan para ahli untuk berhenti menggunakan kata kanker dalam situasi yang berisiko rendah.
"Pada dasarnya, berhenti memberi tahu orang-orang mereka yang memiliki kondisi berisiko rendah bahwa mereka menderita kanker jika mereka sangat tidak mungkin dirugikan oleh kondisinya itu," katanya.
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025