Dokter Edi S. Tehuteru; Terapkan Hospital-Schooling untuk Penuhi Hak Pasien Kanker Anak

Tergugah saat Hadi Minta Buku Pelajaran dari Pontianak

Dokter Edi S. Tehuteru; Terapkan Hospital-Schooling untuk Penuhi Hak Pasien Kanker Anak
TELATEN: Dokter Edi Tehuteru memantau pembelajaran kepada pasien kanker anak di RS Kanker ’’Dharmais’’ Jakarta, Selasa (28/4). Foto: Raka Denny/Jawa Pos

''Kalau di sekolah umum, ketika ada murid sakit demam, orang tua pasien kanker anak akan khawatir anaknya bakal tertular. Sebab, infeksi sangat berisiko bagi anak-anak pasien kanker,'' jelas Edi.

Apabila cara itu bisa diwujudkan di sini, sekolah khusus untuk anak-anak kanker yang berafiliasi dengan sekolah asalnya tentu akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup anak-anak kanker.

Tentu, ada penyesuaian-penyesuaian untuk proses belajar di rumah sakit. Disesuaikan dengan tingkat usia dan kondisi tiap anak. Untuk usia prasekolah, cukup belajar hal-hal yang fun seperti mewarnai, menempel gambar, atau membuat prakarya.

Untuk anak usia SD, SMP, hingga SMA, pengajaran disesuaikan dengan pelajaran yang mereka ambil. Saat masa ujian nasional, mereka akan difasilitasi untuk tetap menjalani ujian. ''Kami jemput gurunya untuk menguji si pasien anak itu di rumah sakit,'' terangnya.

Edi kerap takjub melihat semangat belajar para pasiennya yang luar biasa. Misalnya, Yudi Nugraha, pasien leukemia asal Sukabumi yang meraih NEM tertinggi SMP sekabupaten pada 2014. ''Itu jadi bukti bahwa anak-anak ini luar biasa. Kanker bukan halangan bagi mereka untuk tetap rajin belajar dan meraih cita-cita.''

Fatini Bong, salah seorang relawan Pita Kuning, punya pengalaman mengharukan mengikuti program yang digagas Edi tersebut. Suatu saat, ada pasien anak berusia 4 tahun yang menjadi muridnya. Sayangnya, kanker telah merenggut nyawa si anak tersebut.

''Orang tuanya bilang kepada saya, 'Terima kasih, anak saya sudah bisa membaca di surga. Terus ajari anak-anak yang lain ya'. Aduh, itu bikin saya sedih dan terharu,'' tutur perempuan asal Singkawang, Kalbar, yang akrab disapa Cik Tini tersebut.

Fatini bergabung dengan Pita Kuning sejak 2010. ''Apa yang dilakukan dokter Edi sangat besar manfaatnya untuk anak-anak kanker. Sejak mengajar di sini, saya merasa punya ikatan batin dengan mereka,'' ungkap guru bahasa Inggris, mewarnai, baca tulis, dan storytelling untuk anak-anak balita itu.

Masa pengobatan kanker yang panjang sering menghambat pasien anak untuk mendapatkan hak belajar. Hal itu menjadi perhatian dr Edi Setiawan Tehuteru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News