Dokter Edi S. Tehuteru; Terapkan Hospital-Schooling untuk Penuhi Hak Pasien Kanker Anak
Tergugah saat Hadi Minta Buku Pelajaran dari Pontianak
Kanker pada anak mencapai 2–3 persen dari kanker secara keseluruhan atau sekitar 4.100 kasus kanker anak baru setiap tahun. Di antara jumlah itu, kata Edi, leukemia masih menjadi penyebab kanker paling banyak pada anak. Disusul retinoblastoma, limfoma, dan kanker tulang. Prinsipnya, kanker bisa disembuhkan selama diketahui pada stadium awal.
Metode hospital-schooling serta pendekatan psikososial sangat berperan dalam menunjang pengobatan. Edi mencontohkan pasien osteosarkoma (kanker tulang) pada stadium lanjut yang harus diamputasi.
''Kalau berpikir klinis aja, tinggal bilang, 'Besok kakinya dipotong ya'. Kebayang nggak, bagaimana psikologis anak tersebut?'' katanya.
Bukan hanya itu. Pasien kanker anak yang menjalani kemoterapi harus dihibur hatinya. Jangan sampai mereka merasa stres karena obat kemoterapinya tidak bisa bekerja efektif.
''Salah satunya, mereka harus tetap bisa belajar dan bermain. Mereka kalau nggak belajar malah sedih lho,'' ungkap penulis buku Waspada & Kenali Kanker pada Anak sejak Dini itu.
Untuk memberikan suasana yang menyenangkan bagi pasien anak, bangsal rawat inap mereka dibuat bernuansa ceria. Misalnya, dindingnya dilukis pemandangan alam dengan aneka binatang serta pepohonan. Model itu mengadopsi konsep yang diterapkan di Amsterdam Medical Centre.
Nama-nama ruang perawatan juga dibuat dekat dengan dunia anak. Misalnya, ada ruang semangka, anggur, apel, kacang polong, serta ruang gajah, kancil, dan beruang.
''Ini bukan hanya kerja saya, tetapi kerja banyak orang. Sebab, untuk mewujudkan treatment yang menyeluruh terhadap pasien kanker anak, perlu sinergi banyak pihak. Selain medis, juga dari sisi pendidikan, psikologi, dan aspek-aspek lain,'' ujar anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang juga kerap bergabung dengan tim bantuan medis darurat untuk bencana tersebut.
Masa pengobatan kanker yang panjang sering menghambat pasien anak untuk mendapatkan hak belajar. Hal itu menjadi perhatian dr Edi Setiawan Tehuteru
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS