Dokter Ibu

Dahlan Iskan

Dokter Ibu
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Mama Deny memanfaatkan biji durian itu. Diparut. Dijadikan keripik. Dany kecil pun ikut memarut. Kadang sampai luka. Lalu ikut keliling menjual keripiknya.

Baca Juga:

Deny selalu jadi juara kelas. Sejak SD sampai SMA. Lalu ingin kuliah teknik mesin.

Agar bisa diterima di teknik mesin, dia menjadikan teknik sebagai pilihan kedua. Pilihan pertamanya kedokteran.

"Saya menyangka akan diterima di pilihan kedua. Kan, jarang pilihan pertama bisa didapat," ujarnya.

Ternyata Deny justru diterima di pilihan pertama. Jadilah dia kuliah di kedokteran Universitas Andalas Padang. "Di sana ada keluarga. Bisa tinggal di keluarga dan makan gratis," ujar Deny.

Dia lulus Desember 2006, wisuda 2007. Deny menjadi wisudawan terbaik. Dia tidak menyangka Universitas Andalas begitu obyektif.

"Saya kan double minoritas. Saya Tionghoa. Saya Kristen," ujar Deny.

Memang Deny sempat "dicurigai". Yakni saat Unand memberinya beasiswa berkat prestasinya. Lalu ada yang mempersoalkan: orang mampu, kok, mendapat beasiswa.

Ini di kehidupan nyata: ada dokter bertekad tidak mau kawin. Dia ingin fokus merawat ibunya.. Dia khawatir: kalau kawin tidak bisa fokus merawat sang ibu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News