Dokter Kewalahan, YLKI Minta Pemerintah Kerahkan Mahasiswa Rumpun Kesehatan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Harian YLKI (Yayasan Lembaga Komsumen Indonesia) Tulus Abadi meminta pemerintah untuk melakukan langkah progresif, antara lain dengan menggelar tes massal COVID-19.
Tulus menilai, penyebaran COVID-19 saat ini kondisinya semakin mengkhawatirkan.
"Kami meminta pemerintah segera melakukan tes massal karena diduga data tidak mencerminkan kondisi di lapangan dan melakukan lockdown secara parsial, melarang penerbangan internasional masuk Indonesia karena terbukti berkontribusi dalam peningkatan kasus COVID-19," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (20/3).
Pemerintah, kata Tulus, harus serius mempertimbangkan opsi lockdown untuk wilayah Jabodetabek.
Dia juga meminta pemerintah untuk melarang acara keramaian seperti pernikahan, hajatan dan sebagainya.
Selain itu, YLKI meminta pemerintah bersinergi dengan pihak perguruan tinggi untuk menghalau COVID-19 dan menjadikan kalangan mahasiswa rumpun kesehatan untuk jadi relawan dan menyokong tenaga kesehatan.
"Hal itu penting, mengingat tenaga kesehatan di rumah sakit, termasuk dokter kewalahan dalam menangani lonjakan pasien COVID-19," kata Tulus.
Ia menambahkan, manajemen rumah sakit swasta juga harus di bawah kendali pemerintah karena rumah sakit pemerintah sudah tidak bisa menampung luapan jumlah pasien COVID-19.
YLKI menilai kondisi penyebaran virus corona COVID-19 sudah mengkhawatirkan, dokter kewalahan, dianggap perlu mengerahkan mahasiswa rumpun kesehatan.
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- YLKI Minta Konsumen Gunakan Medsos Sebagai Cara Terakhir
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya