Dokter Lo Siauw Ging Kerap Menolak Uang dari Pasien

Tapi, Lo tak menganggap apa yang dilakukannya itu luar biasa. Menurut dia, dirinya hanya melakukan apa yang menurutnya harus dilakukan. Dan, memang mampu dia lakukan.
”Bukan saya yang hebat, tapi orang-orang di belakang saya yang hebat. Mereka yang menginspirasi saya,” katanya.
Para inspiratornya itu adalah sang ayah, Lo Ban Tjiang; seniornya, dokter Oen Boen Ing; dan istri tercinta. Sang ayah bekerja sebagai pedagang tembakau. Sejak pertama Lo menyatakan niatnya menjadi dokter, sang ayah selalu berpesan agar kelak jangan bertindak seperti berdagang.
”Profesi penyembuh adalah menolong yang sakit, bukan menjual obat,” kata Lo tentang prinsipnya yang terinspirasi dari pesan sang ayah.
Jiwa sosialnya semakin terasah saat bertemu dengan dokter Oen. Lima belas tahun bekerja bersama Oen, Lo melihat sendiri betapa bersahajanya seniornya itu. Hidupnya sebagai dokter didedikasikan untuk menolong orang. Bukan memburu kekayaan.
Lo juga merasa sangat beruntung memiliki istri seperti Gan May Kwee. Sederhana, tidak neko-neko, dan sangat memahami pilihannya untuk berpraktik tanpa memasang tarif.
”Apa yang saya peroleh dalam sebulan cukup buat kami berdua,” kata Lo yang tidak dikaruniai keturunan itu.
Karir Lo sebagai dokter dimulai ketika dia menjadi menjadi PNS setelah lulus dari Universitas Airlangga pada 1962. Sebelum akhirnya mendarat di Solo, dia sempat bertugas di Gunungkidul, Sleman, Boyolali, dan Wonogiri.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu