Dokter Lo Siauw Ging Kerap Menolak Uang dari Pasien
Masyarakat setempat pun menawarkan menjaga ketat rumah sekaligus tempat praktiknya. Tapi, dia menolak. Juga, tawaran dari aparat keamanan untuk mengevakuasinya.
Lo menolak membandingkan apa yang dirinya lakukan dengan apa yang lazim ditemui dalam praktik dokter dewasa ini. Sebab, dulu dia bersekolah dokter secara gratis. Sedangkan kini biaya pendidikan di fakultas kedokteran sangat mahal.
”Mungkin para dokter sekarang mau balik modal terlebih dahulu. Apalagi kalau harus spesialis,” jelas mantan direktur di RS Kasih Ibu itu.
Kini, setelah lebih dari lima dekade memilih jalan ”tak lazim” dalam berpraktik, dokter Lo mengaku tak tahu adakah juniornya yang akan mengikuti jejaknya. Menjadi sahabat kaum papa.
”Mungkin ada sedikit-sedikit yang yang ada di RS Kasih Ibu yang tertular,” katanya.
Lo tak mau memaksa, apalagi membusungkan dada untuk apa yang telah dirinya lakukan. Sebab, bagi dia, itu panggilan hidup.
”Saya berbahagia bisa menjalani profesi seperti ini. Tapi, belum tentu orang lain merasakan hal yang sama, kan?” katanya.
Solo kian beranjak malam. Dengan tertatih dokter Lo membereskan berbagai peralatan medis. Lalu, menutup tempat praktiknya. Dia harus segera beristirahat. Besok pagi akan ada puluhan pasien lagi yang membutuhkan bantuan. (*/c10/ttg)
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala