Dokter Paru Bandingkan Bahaya Tuberkulosis dan Covid-19, oh Ternyata
jpnn.com, JAKARTA - Tuberkulosis (TBC) bisa menyerang berbagai organ tubuh, terutama paru-paru.
Bakteri yang mengakibatkan TBC ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui droplet kecil di udara yang dilepaskan melalui batuk dan bersin.
Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, disebutkan bahwa terdapat 11 pasien yang meninggal karena TBC dalam kurun waktu satu jam.
Menurut Dokter Spesialis Paru Siloam Hospitals Makassar dr. Adrianne Marissa Tauran, Sp.P., ternyata kasus ini lebih besar daripada Covid-19.
Dia mengatakan, Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan virus. Tubuh sudah kodratnya bisa sembuh sendiri dari virus.
"Selama daya tahan tubuh baik, penyakit yang disebabkan virus akan sembuh dengan sendirinya," kata dr. Adrianne dalam diskusi kesehatan daring memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) setiap 24 Maret.
Dia melanjutkan, TBC disebabkan bakteri sehingga harus diobati. Selain itu, TBC tidak bisa sembuh dengan pengobatan herbal.
Bagi penderita TBC murni, menurut dokter Adrianne, tidak ada pantangan makanan. Nutrisi, khususnya kalori dan protein, harus diperbaiki.
Dokter spesialis paru dr. Adrianne Marissa Tauran membandingkan bahaya TBC dan Covid-19
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Polusi Udara Ganggu Kesehatan Paru-Paru, Deteksi Dini Penting Dilakukan
- Ini Penjelasan Dokter soal Penyebab Kematian Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang
- Otsuka Raih Penghargaan Edukasi dan Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerja 2024
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya