Dokter Putri Jahit Dahi Bocah di Saat Gelap, Mengharukan
Dokter Putri pun beberapa kali harus bertengkar dengan pasien yang tak sabar ditangani. Padahal sebelum masuk ke tempat penanganan, mereka sudah diklasifikasi. Mana yang butuh penanganan cepat. Mana yang bisa ditunda.
Dokter Eko Spesialis Emergency di depan telah menandai para pasien dengan kode warna. “Ada yang merah, kuning, dan hijau,” terangnya.
Warna merah harus ditangani secara intensif. Sementara yang kuning butuh perhatian khusus. Sedangkan yang hijau masih bisa menunggu. Tapi rupanya banyak keluarga pasien yang tak sabaran. Meminta supaya keluarganya yang ditangani lebih dulu.
“Padahal organ vitalnya masih bagus. Tandanya juga ada yang hijau dan ada yang kuning. Tapi terus mendesak minta ditangani,” kisahnya.
Tak pelak, adu mulut pun pecah antara dirinya dan keluarga pasien. Dokter Putri mengaku sedih, mereka tidak percaya pada keahlian medis para dokter yang sudah mengklasifikasi urgensi penanganan.
“Memang ada yang sesak napas dan teriak-teriak, tapi mereka secara organ vital masih bagus. Sesak nafas juga karena rupanya pasien terkejut dengan gempa yang terus susul menyusul dirasakan, sehingga berdampak pada psikologinya,” ulasnya.
Beruntunglah semua akhirnya berangsur-angsur terkendali dan normal. Semua pasien akhirnya bisa diberi pelayanan medis terbaik. Dan tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Dokter Putri saat di tengah keletihannya malam itu, teleponnya berdering.
“Ternyata dari keluarga, saya bersyukur ternyata mereka semua selamat. Mereka tidak sempat beri kabar karena keluar menyelamatkan diri dan tidak sempat bawa ponsel,” ungkapnya.
Dokter Putri, dengan penerangan seadannya dari lampu senter di kepala, menjahit luka dahi bocah korban gempa Lombok.
- Jokowi: Rp 5,1 Triliun Bantuan Gempa Lombok Sudah Ditransfer
- Jokowi Kembali Temui Korban Gempa Lombok
- Foto Terlelap di Mobil Viral, Begini kata Rian D'Masiv
- Para Korban Gempa NTB di Wilayah Ini Masih Tinggal di Tenda
- Komunitas Relawan Sejuta Teman Resmikan Aula Sahabat Lombok
- Donasi Rp 1 Miliar dari AICE untuk Korban Gempa Lombok