Dokter Sandi Suwanda, Orang Indonesia yang Sukses Kembangkan Akupunktur di Swiss
Pindah Kewarganegaraan agar Bisa Buka Praktik
Selasa, 12 Oktober 2010 – 12:12 WIB
Suwanda memang tak lagi berdomisili di Indonesia. Sejak lulus SMA pada 1966, dia hijrah ke Eropa dan mengembangkan akupunktur di benua biru tersebut. "Tapi, bukan karena kondisi politik di Indonesia lho ya," ujarnya saat ditemui Jawa Pos setelah presentasi lantas tersenyum.
Bapak dua anak tersebut menuturkan, saat itu dirinya sangat ingin menjadi dokter. Namun, kesempatannya sangat terbatas. Sebab, Universitas Indonesia (UI) hanya mampu menerima 200 mahasiswa kedokteran tiap tahun. Padahal, perguruan tinggi lain belum memiliki jurusan kedokteran yang mumpuni. Akhirnya, dia mengalihkan pilihan untuk belajar kedokteran di Eropa.
Pilihan awal adalah universitas di Jerman. Alasannya sederhana. Di negeri tersebut, dia memiliki saudara. Namun, tampaknya, Suwanda tidak ditakdirkan belajar di negeri itu. Aplikasinya ditolak. Pilihan jatuh pada University of Vienna di Wina, Austria. "Tadinya sih pingin di Jerman, tapi diterimanya di Austria. Ya sudah," ujarnya.
Suwanda awalnya tak pernah berpikir untuk mendalami akupunktur. Pada tahun-tahun itu, akupunktur belum booming. Bahkan, pengobatan tusuk jarum tersebut belum dianggap bagian dari science.
Dr Med Univ (A) Sandi Suwanda adalah orang Indonesia yang sukses mengembangkan praktik akupunktur di Eropa. Saat ini, dia memimpin Chinese Medicine
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408