Dokter Sandi Suwanda, Orang Indonesia yang Sukses Kembangkan Akupunktur di Swiss

Pindah Kewarganegaraan agar Bisa Buka Praktik

Dokter Sandi Suwanda, Orang Indonesia yang Sukses Kembangkan Akupunktur di Swiss
Dokter Sandi Suwanda, Orang Indonesia yang Sukses Kembangkan Akupunktur di Swiss

Suwanda memang tak lagi berdomisili di Indonesia. Sejak lulus SMA pada 1966, dia hijrah ke Eropa dan mengembangkan akupunktur di benua biru tersebut. "Tapi, bukan karena kondisi politik di Indonesia lho ya," ujarnya saat ditemui Jawa Pos setelah presentasi lantas tersenyum.

Bapak dua anak tersebut menuturkan, saat itu dirinya sangat ingin menjadi dokter. Namun, kesempatannya sangat terbatas. Sebab, Universitas Indonesia (UI) hanya mampu menerima 200 mahasiswa kedokteran tiap tahun. Padahal, perguruan tinggi lain belum memiliki jurusan kedokteran yang mumpuni. Akhirnya, dia mengalihkan pilihan untuk belajar kedokteran di Eropa.

Pilihan awal adalah universitas di Jerman. Alasannya sederhana. Di negeri tersebut, dia memiliki saudara. Namun, tampaknya, Suwanda tidak ditakdirkan belajar di negeri itu. Aplikasinya ditolak. Pilihan jatuh pada University of Vienna di Wina, Austria. "Tadinya sih pingin di Jerman, tapi diterimanya di Austria. Ya sudah," ujarnya.

Suwanda awalnya tak pernah berpikir untuk mendalami akupunktur. Pada tahun-tahun itu, akupunktur belum booming. Bahkan, pengobatan tusuk jarum tersebut belum dianggap bagian dari science.

Dr Med Univ (A) Sandi Suwanda adalah orang Indonesia yang sukses mengembangkan praktik akupunktur di Eropa. Saat ini, dia memimpin Chinese Medicine

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News