Dokter Sandi Suwanda, Orang Indonesia yang Sukses Kembangkan Akupunktur di Swiss

Pindah Kewarganegaraan agar Bisa Buka Praktik

Dokter Sandi Suwanda, Orang Indonesia yang Sukses Kembangkan Akupunktur di Swiss
Dokter Sandi Suwanda, Orang Indonesia yang Sukses Kembangkan Akupunktur di Swiss

Selepas kuliah S-1, Suwanda mengejar spesialisasi kebidanan di Spital St Gallen, rumah sakit bersejarah di Swiss. "Di Swiss, orang mengambil spesialis langsung ke rumah sakit, tidak perlu kuliah di kampus lagi," ujarnya.

Kendati sudah mengambil spesialisasi, rasa penasaran Suwanda pada akupunktur belum pudar. Sembari berpraktik, dia mengikuti sejumlah kursus akupunktur di Jerman dan Prancis. "Tapi, saya tetap merasa ilmu saya kurang dalam," katanya.

Suwanda lantas mengikuti sejumlah kursus akupunktur di Tiongkok. Mulai yang berdurasi tiga bulan hingga enam bulan. Dia pun mau tidak mau harus bolak-balik Eropa-Tiongkok. Kursusnya tidak di lembaga pendidikan resmi. Dia berguru langsung kepada pakar-pakar akupunktur tradisional di Tiongkok. Proses belajar itu dia telateni selama 15 tahun.

Bahan pembelajarannya pun tidak sekadar memahami titik-titik akupunktur. Dia juga mempelajari "asbabun nuzul" alias asal-usul penentuan titik-titik tersebut. Guru tempat dia belajar juga mengharuskan dirinya memahami filosofi di balik titik-titik akupunktur. Salah satu referensi wajib yang harus dibaca adalah kitab akupunktur klasik berjudul Huang Di Nei Jing Ling Shu alias Miracle Pivot of Yellow Emperor.

Dr Med Univ (A) Sandi Suwanda adalah orang Indonesia yang sukses mengembangkan praktik akupunktur di Eropa. Saat ini, dia memimpin Chinese Medicine

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News