Dokter Sombong Picu Pasien Lari ke Luar Negeri
Selasa, 26 Juni 2012 – 07:14 WIB
"Hambatan utamanya pada manusianya. Egonya yang super, merasa paling pintar, merasa diperlukan, sehingga pasien merasa hanya menjadi obyek saja," ujar Latre, yang juga Ketua Komite Pengendalian Infeksi RS Siloam Graha Medika ini.
Baca Juga:
Menurut Latre, seorang yang sedang sakit mestinya dihadapi dengan rasa kasih, penih empati. "Kebanyakan (dokter Indonesia, red) tidak punya empati, hanya mempertonjolkan soal biaya, tak bisa masuk ke sisi penyakit yang diderita pasien. Padahal masalah empati ini sangat penting," kritik tajam Latre.
Kedua menyangkut soal service. Pemicu kedua ini juga berkaitan dengan pemicu yang pertama. Tatkala sudah tak ada empati, maka service dipastikan akan buruk. "Service makin parah jika fasilitas tak memadai," ujarnya.
Sudah fasilitas buruk, dokternya pun sombong, disebutnya sebagai faktor utama pemicu pasien berkantong tebal malas berobat di RS yang ada di dalam negeri. "Ketika service tak manusiawi, tak ramah, maka pasien lebih suka ke luar negeri. Kalau soal kepintaran, dokter di dalam negeri tak kalah pintar," cetusnya.
JAKARTA - Tren warga yang punya kantong tebal lebih memilih berobat ke luar negeri, bukan hanya fenomena di Medan. Namun, sudah menjadi fenomena
BERITA TERKAIT
- 2 Koleksi Panel Dinding Rumah Bergaya Alami Diluncurkan
- Jutaan Ton Sampah Plastik Cemari Lingkungan, Kondisi TPA Mengkhawatirkan
- Hadirkan Kesegaran Sehat, Healthy Drink Pikat Pengunjung BFA Surabaya
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Majukan Brand Lokal Indonesia Melalui Panggung Hybrid Fashion Show
- Herbalife Kampanyekan Pentingnya Asupan Protein, Dorong Hidup Sehat