Dokter Stefanus Meninggal karena Bekerja 5 Hari Nonstop? Ternyata…
jpnn.com - Meninggalnya dr Stefanus Taofik SpAn, dokter spesialis anestesi, dikaitkan dengan beban kerja yang terlalu tinggi (overworked). Benarkah demikian?
Tim Jawa Pos, Mataram-Jakarta
Awan duka menggelayuti sebuah kediaman di Jalan Purbasari Nomor 2, Mayura, Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Itulah rumah keluarga almarhum dr Stefanus Taofik SpAn.
Belasan karangan bunga dukacita yang berjajar di depan dan samping rumah dua lantai tersebut menambah aura belasungkawa.
Siang kemarin (28/6) puluhan pelayat tampak mulai mendatangi rumah duka untuk unjuk belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
Sekaligus memberikan penghormatan untuk jenazah Stefanus yang sebelumnya diterbangkan dari Jakarta dan tiba sekitar pukul 11.00 Wita di Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah.
Selain saling sapa, obrolan para pelayat berkutat seputar penyebab meninggalnya Stefanus yang masih berusia 35 tahun.
”Yang kami tahu, anak kami tercinta ini kelelahan,” ujar Herman Susilo Taofik, ayahanda Stefanus, kepada Lombok Post (Jawa Pos Group) kemarin.
Meninggalnya dr Stefanus Taofik SpAn, dokter spesialis anestesi, dikaitkan dengan beban kerja yang terlalu tinggi (overworked). Benarkah demikian?
- Berita Duka, Dokter Tommy Sunartomo Meninggal Akibat Covid-19
- Berita Duka: Dokter Syukriati Meninggal Dunia, Wali Kota Merasa Sangat Kehilangan
- Dokter Patrianev Darwis: Dia Syahid, tetapi Sebenarnya Bisa Dicegah
- Kepakaran yang Hilang Bersama dengan Korban COVID di Indonesia
- 401 Dokter Meninggal Akibat Covid-19, Mohon Semua Tertib Protokol Kesehatan
- 39 Dokter Gigi Meninggal setelah Terpapar Covid-19, Perlu Ada Sistem Zonasi