Doktor TK

Oleh: Dahlan Iskan

Doktor TK
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Tidak dapat," ujar suami Dr Sutik, Mukhiddin.

”Hah?”

"Iya. Tidak dapat anggaran sama sekali".

"Kok mau?”

"Ibadah. Saya anggap seperti mengasuh anak telantar," ujar Muhkiddin yang selalu berkopiah dengan rambut gondrong, jenggot dikuncir, dan pakai sarung.

Saat ini ada tujuh ABH yang dia bina di panti asuhannya. Umurnya setingkat anak SMA. Semua terkait dengan urusan pemerkosaan.

"Pernah ada satu ABS yang terkait perkara carok, tetapi saya tolak. Di sini kan banyak anak-anak," ujar Mukhiddin.

Anda sudah tahu: carok adalah saling bunuh untuk masalah harga diri di kalangan masyarakat Madura.

Dr Sutik bisa terlihat keren kalau mengajar mahasiswa S-2 di satu universitas. Akan tetapi dia pilih tetap di desa dan mengajar anak TK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News