Dokumenter 'Ice Cold' Dianggap Turut Mengubah Persepsi soal Kasus Sianida
Pakar film Hikmat Darmawan mengatakan pendapat publik tentang kasus ini berubah "secara signifikan" sebelum dan sesudah film dokumenter dirilis.
"Sentimennya kan sangat negatif terhadap yang disangka sebagai pelaku itu," kata Hikmat kepada Lily Kristanto dari ABC Indonesia.
"Sekarang yang lebih muncul itu spektrum [penonton] yang percaya bahwa dia [Jessica] tidak bersalah sampai ke paling tidak ragu-ragu bahwa prosesnya itu sudah dijalani secara benar."
Namun Hikmat juga mengkritik film dokumenter berdurasi hampir dua jam itu karena pendekatannya yang "sensasional."
"Jadi saya kira dari awal memang dia [dokumenternya] bukan dikerjakan dengan disiplin mencari kebenaran [atau] disiplin jurnalistik, karena jenis dokumenternya kan semacam dokumen jurnalistik gitu ya," katanya.
Hikmat mengajak penonton untuk memahami bahwa film dokumenter ini ditujukan untuk pasar film hiburan yang memainkan emosi penonton dengan elemen "melodramatik".
"Saya merasa itulah kenapa terhadap film ini pun kita harus critical thinking atau mungkin ... menantang para tenaga kreatif untuk membangun narasi yang lebih lebih ... berdisiplin," katanya.
ABC telah meminta tanggapan perusahaan Beach House Pictures yang memproduksi dokumenter Ice Cold.
Banyak yang terkejut ketika mengetahui bahwa Jessica Kumala Wongso telah dibebaskan bersyarat dari penjara
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata