Domba Hitam
Oleh Dahlan Iskan
Guru-guru Zahran kaget. Kok nama muridnya itu yang disebut sebagai dalang bom bunuh diri terbesar di Sri Lanka.
Para guru masih ingat saat Zahran masuk sekolah Jamiatul Falah di Kattankudy. Umurnya, ketika itu, 12 tahun. Berarti setelah tamat SD.
Di madrasah berlantai dua bercat pink muda itu Zahran masuk kelas tahfiz, menghafal Quran.
Para guru mengenangnya sebagai anak cerdas. Namun tiba-tiba Zahran pergi. Entah ke mana. Orang tuanya bertanya ke pengurus madrasah. Tapi tidak ada yang tahu.
Sang ayah dikenal orang yang sangat miskin. Mempunyai anak empat orang. Pekerjaannya jual bungkusan makanan yang dijajakan di jalan-jalan.
Orang setempat, menurut wartawan lokal di sana, juga mengenalnya sebagai pencopet atau pencuri kecil-kecilan. Sebagai pekerjaan sambilan.
Begitulah. Media lokal sangat ramai menulis sosok putra daerah mereka. Yang jadi sumber tulisan ini.
"Zahran itu ibarat domba hitam yang lepas," ujar gurunya seperti dikutip media di sana.