Dominasi AS yang Memudar & Dedolarisasi

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Dominasi AS yang Memudar & Dedolarisasi
Mata uang rupiah Indonesia (IDR) dan dolar Amerika Serikat (USD). Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

Turki yang selama ini menjadi kekuatan penting di Mediterania juga akan bergabung dengan gerakan dedolarisasi. Negara-negara Asia Tenggara yang sedang bertemu di Indonesia juga mempertimbangkan untuk melakukan dedolarisasi.

Gerakan massal ini bisa menjadi ancaman serius bagi dominasi Amerika karena sekarang kondisi ekonominya di dalam negeri  sedang goyah. Amerika punya utang besar ke Tiongkok dan Eropa.

Utang itu pun terancam gagal bayar. Dedolarisasi sangat potensial menjadi senjata yang mengakhiri dominasi Amerika di percaturan global.

Banyak analis geopolitik internasional yang meramalkan bakal berakhirnya dominasi Amerika. Namun, hal itu belum tentu bisa terjadi dalam waktu singkat.

Kemunduran itu akan berlangsung gradual dan pelan. Tanda-tanda kemunduran itu terlihat dalam berbagai kebijakan internasional yang dilakukan Amerika.

Sejak 1970-an, ekspansi militer Amerika membuatnya sangat digdaya dan memiliki kekuatan tak terhingga, sekaligus membuatnya sebagai polisi dunia di sektor ekonomi atau politik. Atas nama demokrasi dan liberalisasi, Amerika kerap melakukan perluasan hegemoni yang disebut Pax Americana.

Dalam setiap pertempuran, Amerika berhasil menghancurkan negara sasaran, tetapi tidak bisa menundukkan ideologi yang dianut negara itu. Hal itu terlihat pada invasi Amerika di Timur Tengah dan Afghanistan, maupun upayanya untuk menundukkan Iran yang tidak pernah berhasil.

Akibat Amerika gagal menghabisi akar ideologis lintas negara dan terlena oleh kemenangan semu, lahirlah berbagai kelompok yang menjadi pembencinya. Kasus-kasus seperti ini jadi bumerang bagi Amerika.

Indonesia sudah mencium gelagat dedolarisasi dan harus membuat pilihan yang tepat supaya tidak ketinggalan kereta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News