Dominasi AS yang Memudar & Dedolarisasi
Oleh Dhimam Abror Djuraid
Zakaria memprediksi Amerika masih akan menjadi negara adikuasa, tetapi hanya salah satu di antara sekian banyak negara yang kuat, percaya diri, dan aktif dalam sistem internasional yang lebih demokratis, dinamis, terbuka, dan berkelindan. Inilah yang terjadi sampai beberapa dasawarsa ke depan. Dunia baru itulah yang disebut sebagai ‘’dunia pasca-Amerika’’.
Dalam sejarah, pergeseran distribusi kekuasaan adalah proses panjang. Zakaria mencatat pergeseran kekuasaan telah berlangsung tiga kali dalam kurun waktu lima ratus tahun terakhir.
Pergeseran tersebut bukan hanya merubah siapa yang menjadi pusat kekuasaan, tetapi juga mengubah tatanan politik, ekonomi dan kebudayaam global. Pergeseran kekuasaan pertama terjadi seiring kebangkitan dunia Barat sejak abad ke-5 hingga abad ke-18 yang menghasilkan revolusi pertanian, revolusi industri, dan kolonialisme.
Pada pergeseran kekuasaan kedua, Amerika menggeser dominasi negara-negara Eropa sejak akhir abad ke-19. Saat ini, pergeseran kekuasaan ketiga ditandai oleh kebangkitan negara-negara non-Barat yang menggerogoti dominasi Amerika.
Amerika merosot dan kekuatan lain akan muncul. Fenomena ini merupakan fenomena ekonomi, tetapi berdampak pada level politik, militer, sosial-budaya. Tiongkok disebut-sebut akan menjadi pengganti Amerika, tetapi jalan menuju dominasi itu masih sangat panjang.
Indonesia sudah mencium gelagat itu dan harus membuat pilihan yang tepat supaya tidak ketinggalan kereta. Gagasan dedolarisasi negara-negara ASEAN yang ditawarkan Indonesia pada pertemua di Labuan Bajo minggu ini menjadi indikasi bahwa Indonesia juga ingin ikut masuk dalam gerbong perubahan itu.(***)
Indonesia sudah mencium gelagat dedolarisasi dan harus membuat pilihan yang tepat supaya tidak ketinggalan kereta.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi