Donald Trump Bakal Jadi Menhan AS? Begini Prediksinya
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno meyakini tidak mungkin Donald Trump akan menjadi menteri pertahanan Amerika Serikat, setelah resmi kalah dari Joe Biden pada Pemilihan Presiden 2020.
Wacana itu memang sempat mengemuka di media sosial karena hasil akhir pilpres AS disebut mirip dengan suasana politik yang terjadi di Indonesia setelah pemilihan presiden.
Menurut Adi, kondisi perpolitikan di Amerika Serikat berbeda dengan di Indonesia. Di negara Paman Sam itu, pihak yang kalah secara otomatis akan menjadi oposisi untuk pemerintahan yang baru.
Sementara di Indonesia, pihak yang kalah dimungkinkan untuk dirangkul masuk dalam kabinet.
Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin diketahui merangkul rivalnya pada Pilpres 2019 lalu Prabowo Subianto, masuk dalam kabinet dengan jabatan menteri pertahanan.
"Enggak ada cerita kalau di AS, lawan diberi jabatan (di pemerintahan). Karena cuma dua partai, jadi yang kalah otomatis menjadi oposisi. Cuma memang meme orang Indonesia begitu, membayangkan Trump jadi menhan," ujar Adi kepada jpnn.com, Senin (9/11).
Dosen di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini lebih lanjut mengatakan, sejarah mencatat belum pernah calon presiden yang kalah di Amerika Serikat akhirnya diberi jabatan di pemerintahan.
"Kalau di AS belum pernah sejarahnya begtu. Pihak yang kalah ya menjadi oposisi. Menang ya berkuasa. Politiknya hitam putih. Kalau di kita kan atas nama kebangsaan, lawan bisa menjadi teman," pungkas Adi.(gir/jpnn)
Warganet ramai membicarakan nasib Donald Trump setelah kalah dari Joe Biden? Begini prediksi pengamat politik.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Pemerintahan Sederhana
- Lihat, Sikap Mayor Teddy Saat Prabowo Memperkenalkannya ke Joe Biden
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan