Donald Trump Berulah, Ivanka Ikut Kena Getahnya
jpnn.com - WASHINGTON – Gara-gara ucapan Donald Trump yang sering dianggap melecehkan perempuan, putri tertuanya, Ivanka, menuai imbasnya.
Clothing line milik Ivanka kini diboikot para perempuan. Begitu juga dengan toko-toko yang menjual produk milik Ivanka.
Pakar marketing asal San Francisco Shannon Coulter adalah orang pertama yang meluncurkan kampanye untuk memboikot produk-produk Ivanka. Couter memulai kampanyenya setelah rekaman pembicaraan Trump yang mengaku meraba-raba perempuan mencuat pada 7 Oktober lalu.
Coulter mengungkapkan, dirinya juga pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Bukan oleh Trump tentu saja. Namun, setelah mendengar rekaman Trump di atas, dia merasa terpanggil untuk bertindak.
’’Jika Ivanka Trump menjauhkan dirinya dari kampanye (ayahnya), saya tidak akan memboikotnya,’’ ujar Coulter.
Mantan model yang memiliki nama lengkap Ivanka Marie Trump tersebut memang pendukung utama ayahnya.
Coulter menggunakan tagar #GrabYourWallets sebagai tanda boikot terhadap produk-produk milik Ivanka. Dia juga mengunggah daftar nama toko-toko yang menjual produk-produk milik Ivanka. Beberapa di antaranya adalah Nordstrom, DSW, Zappos, Amazon, dan Macy’s.
Coulter tidak sendiri. Banyak orang yang mendukung dirinya. Tagar #GrabYourWallets tersebut juga menjadi trending topic. Ada lebih dari dua juta orang yang menggunakannya. Mereka yang mendukung Coulter juga ikut berbagi cerita pemboikotan mereka di toko-toko yang menjual produk milik Ivanka.
WASHINGTON – Gara-gara ucapan Donald Trump yang sering dianggap melecehkan perempuan, putri tertuanya, Ivanka, menuai imbasnya. Clothing
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?