Donald Trump Bukan Dokter, tetapi Sarankan Penyuntikan Disinfektan pada Pasien Corona

Donald Trump Bukan Dokter, tetapi Sarankan Penyuntikan Disinfektan pada Pasien Corona
Presiden Amerika Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kontrovesi. Kali ini, Presiden ke-45 AS itu menyarankan penggunaan disinfektan untuk disuntikkan kepada pasien penderita coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Dalam briefing di Gedung Putih, Kamis (23/4), para ahli medis dari Departemen Keamanan Dalam Negeri menyajikan bukti bahwa virus corona melemah ketika terkena paparan panas dan sinar matahari. Penelitian itu juga memperlihatkan bahwa larutan pemutih dan alkohol isopropyl membunuh virus di air liur ataupun cairan pernapasan dalam beberapa menit.

“Kemudian saya melihat disinfektan, di mana itu mengalahkan (virus) dalam semenit, satu menit, dan adakah cara kita bisa melakukan sesuatu seperti itu?" ujar Trump kepada William Bryan selaku kepala bidang sains dan teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

“Dengan menyuntikkan ke dalam atau hampir membersihkan. Sebagaimana anda lihat, itu (virus corona, red) masuk ke paru-paru dalam jumlah sangat banyak,” sambungnya.

Lebih lanjut Trump bertanya kepada Dr. Deborah Birx selaku koordinator Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih yang tampak canggung. Trump meminta Deborah berbicara dengan para dokter untuk melihat apakah ada cara penggunaan cahaya dan panas bagi penyembuhan.

“Saya bukan seorang dokter,” kata Trump. “Deborah, pernahkah kamu mendengar itu?” ujar Trump.

Deborah pun langsung membalas. “Bukan sebagai pengobatan,” tuturnya.

Sontak, Trump memanen kritik dari para profesional. Robert Reich, seorang guru besar kebijakan masyarakat di Universitas Berkeley menyebut Trump membahayakan kesehatan publik.

Presiden AS Donald Trump kembali memicu kontrovesi lantaran menyarankan penggunaan disinfektan untuk disuntukkan ke pasien penderita virus corona.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News