Donald Trump Ditahan, Pendukung Samakan dengan Mandela dan Yesus Kristus
jpnn.com, NEW YORK CITY - Anggota DPR Amerika Serikat dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene menyamakan Donald Trump dengan Nelson Mandela dan Yesus Kristus ketika mengomentari kasus hukum yang menjerat sang mantan presiden.
Dalam sebuah wawancara dengan Brian Glenn dari Right Side Broadcasting Network dalam perjalanannya ke aksi pro-Trump di pusat kota Manhattan, Selasa (4/4), Greene mengatakan bahwa Trump kini bergabung dengan kelompok orang-orang luar biasa yang pernah dipenjara.
"Nelson Mandela ditangkap, menjalani hukuman di penjara. Yesus ditangkap dan dibunuh oleh pemerintah Romawi," ujar perwakilan Negara Bagian Georgia itu.
"Ada banyak orang sepanjang sejarah yang telah ditangkap dan dianiaya oleh pemerintah yang radikal dan korup, dan itu dimulai hari ini di New York City, dan saya tidak percaya itu terjadi, tapi Saya akan selalu mendukungnya. Dia tidak melakukan kesalahan apa pun."
Greene jadi orator utama dalam aksi unjuk rasa pendukung Trump yang diadakan di luar gedung pengadilan kriminal Manhattan tempat persidangan berlangsung.
Namun, dia berada di tempat kejadian hanya selama 20 menit, dan pergi setelah mendaur ulang komentar sebelumnya yang menyerang Demokrat, kebijakan imigrasi, dan hak LGBTQ.
Unjuk rasa secara keseluruhan sangat jauh dari "kematian dan kehancuran" dan kerusuhan massal yang diprediksi Trump.
Pada puncaknya, ada sekitar 100 pendukung Trump, dan mereka kalah jumlah secara signifikan dari anggota media.
Anggota DPR Amerika Serikat dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene menyamakan Donald Trump dengan Nelson Mandela dan Yesus Kristus
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia
- Berlari dalam Suhu Dingin & Terpaan Angin, Misbakhun Capai Finis Chicago Marathon 2024
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Amerika Berjanji Tidak Akan Biarkan Israel Jadikan Lebanon seperti Gaza
- Mahasiswa President University Jawara Kompetisi Blockchain di Amerika Serikat