Donald Trump Kecam Penurunan Patung Tokoh Pro-Perbudakan
Inilah yang akhirnya memicu tragedi berdarah yang menewaskan seorang perempuan dan 19 orang terluka beberapa waktu lalu.
Trump sempat melontarkan kecaman terhadap tragedi tersebut. Tapi, dia tidak secara khusus mengecam kelompok supremasi kulit putih yang menjadi biang keonaran dengan menabrak kerumunan massa di tengah unjuk rasa.
Setelah mendapat kecaman hebat dari publik, presiden AS ke-45 itu lantas memperbaiki komentarnya dengan mengutuk Ku Klux Klan alias KKK dan gerakan neo-Nazi.
Namun, sehari kemudian, Trump menjilat ludahnya sendiri. Dia menegaskan bahwa dua pihak yang berkonfrontasi dalam unjuk rasa di Charlottesville itu sama-sama salah.
Koreksi Trump tersebut langsung memicu kontroversi. Sejumlah politisi dari Partai Republik dan Partai Demokrat mengecam Trump. Bahkan, beberapa menteri dan para petinggi militer melakukan hal yang sama.
Kecaman paling baru muncul dari James Murdoch. Putra taipan media Rupert Murdoch yang menjabat CEO 21st Century Fox itu mengkritik Trump secara tertulis.
”Peristiwa di Charlottesville pekan ini dan reaksi presiden AS terhadapnya membuat kita semua, warga AS dan seluruh rakyat yang merdeka, merasa prihatin. Ini peringatan bahwa perang melawan rasisme dan kebencian tak boleh padam,” ungkapnya.
Sikap Trump yang terkesan berpihak kepada kelompok pro-rasisme diduga berkaitan erat dengan kepentingan elektoralnya. Maklum, kelompok-kelompok tersebut adalah pendukungnya saat pemilu 2014 lalu. (AFP/CNN/hep/c21/any)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus membuat pernyataan kontroversial terkait insiden berbau rasisme di di Kota Charlottesville pekan lalu.
Redaktur & Reporter : Adil
- Pihak Berwenang AS Wawancara Orang Tua Remaja Tersangka Penembakan di Supermarket
- 5 Berita Terpopuler: Ada yang Ingin Moeldoko Tetap di Istana, TB Hasanuddin Keluarkan Imbauan, Permintaan Guru Honorer
- Bunuh Pria Kulit Hitam, Polisi Rasis Bebas setelah Bayar Jaminan Rp 7 Miliar
- Warga Papua Jangan Terpengaruh Isu Black Lives Matter
- Negara Afrika Ini Tidak Terima Warganya Ditembak Mati Polisi Amerika
- Meutya Hafid Menyayangkan Meluasnya Kerusuhan di AS